Ketemu Onta di Al Jazeerah Restaurant

Overview & Venue

Jangan kaget dengan judul post saya kali ini, saya memang benar ketemu onta a.k.a unta hewan khas negeri padang pasir itu lho, tapi tenang ini hanya dagingnya saja kok hehehe...Berawal dari rasa penasaran saya dan teman-teman setelah mendengar cerita teman yang sering makan daging unta di Qatar, kami semua jadi pengen nyobain kayak apa daging unta itu. Setelah tanya rekomendasi resto yang menyajikan menu daging unta dari teman-teman foodies, akhirnya jatuhlah pilihan pada restoran Al Jazeera Resto & Cafe di Raden Saleh.

Dengan rasa penasaran yang sangat tinggi, akhirnya saya bersama empat teman-teman lelaki meluncur ke Al Jazeera setelah pulang kantor. Restoran ber-cuisine Arab dan Timur Tengah ini terletak di daerah Raden Saleh, Cikini, seperti pada umumnya restoran dari negara-negara Timur Tengah, nuansa yang ditampilkan pada interiornya pun sangat 'Arab' sekali. Pas masuk restonya langsung tercium bau aneh yang saya nggak tau itu bau apa, tapi saya teringat akan bau bumbu rempah-rempah yang kental banget kalau makan di daerah Little India, Singapura. Ya, bau-bau orang India gitu lah hehehe...Restonya sendiri punya dua area, smoking dan non smoking. Di area smoking, terdapat set meja makan dengan bangku-bangku beludru tinggi yang terkesan mewah, begitupun di area non smoking, seperti makan di restoran di hotel bintang 5, lantainya berkarpet cokelat dengan set meja makan juga berbahan beludru dan sebagian kain, terlihat mewah dan berkelas. Di sudut-sudut dindingnya ada lampu-lampu gantung khas Mediterania dan lukisan-lukisan berbingkai warna emas. 

Nggak lama waiter mengantarkan buku menu dan langsung saya hajar bertanya apakah daging unta tersedia hari itu, soalnya bisa jadi mereka nggak punya stok daging unta. Tapi syukurlah hari itu mereka punya. Yippie! Sambil menunggu daging untanya datang kami icip-icip beberapa menu lainnya. 

Menu & Makanan

Untuk minumannya, Marocco Tea (55K) disajikan dalam satu teko kuningan bergaya Arab dengan gelas-gelas kaca kecil. Tehnya wangi perpaduan melati dan kayu manis, tapi rasanya pahit banget! ditambahkan gula pun rasanya seperti minum teh hijau yang pahit dan menimbulkan sensasi kesat dilidah dan ditenggorokan. But it's just fine secara penasaran aja teh Maroko kayak apa.


Untungnya datang Korma Juice (35K), yep this is dates a.k.a kurma. Awalnya nggak mau nyobain soalnya saya nggak terlalu suka kurma, tapi pas nyobain jus ini, it's heaven! Manisnya itu enak banget deh! Nggak terlalu manis, ada rasa creamy-creamy-nya juga tapi after taste-nya manis dan segar ditenggorokan.


Then, the dinner was opened with Lamb Sandwich (40K). I dunno whether this is appetizer or main course soalnya it comes in big portion! Sandwichnya memakai kulit serupa kulit untuk roti pita khas Arab tapi lebih keras namun lembut dan mudah dikunyah, sedangkan isiannya berupa daging domba berbalut mayonnaise lengkap dengan potongan tomat dan selada. Simpel-nya it's just like kebab, nothing special from this dish, yang special justru kita keburu kenyang nyicipin ini duluan haha!


And here they are, the most wanted dish tonite, Onta Mugalgal (70K). Seporsi daging onta ini disajikan dengan Arabic Bread (7K) dan saus sambal. Arabic Bread-nya sendiri per porsi berisi 5 slices roti pipih seperti roti pita namun lebih tebal dan empuk seperti umumnya adonan roti bantal. Daging unta-nya sendiri disajikan dalam porsi besar namun yang bikin saya tercengang adalah dagingnya mirip sama daging sapi bentuknya tapi dengan tekstur yang agak alot. Meskipun nggak terlalu susah dikunyah, daging unta ini memiliki bau yang khas dan memang nggak mirip daging sapi atau ayam atau domba. Dagingnya sih dimasak dengan bumbu blackpepper yang cukup pekat dan pedas tapi after taste-nya ada rasa aneh di mulut, mungkin ya bau unta itu sendiri hehe...


Sebagai pelengkap makan unta berhubung Arabic Bread ternyata nggak mengenyangkan, kami memesan Ruz Mandi Lamb (75K) atau Nasi Mandi khas Arab. Nasi-nya sih hampir serupa dengan nasi khas negara-negara UEA lainnya, saya pernah nyobain nasi dari negara Yaman juga mirip seperti ini, atau mirip juga dengan nasi Briyani-nya India yang menggunakan beras khusus (saya lupa namanya) yang teksturnya ringan dan panjang-panjang. Nasinya disajikan dengan potongan daging domba dan kismis, jadinya ada rasa manis dan gurih dalam satu suapan. Perfect for daging unta yang pedas.



For the dessert, we chose Oom Ali (42K). Tenang ini bukan oom-oom Arab yang kita santap, tapi sejenis hidangan penutup khas Arab berupa semangkuk susu sapi creamy yang ditutup dengan sejenis biskuit tapi agak tipis kayak kulit kebab garing. You know saya jadi ingat kesukaan saya masa kecil, nyemil biskuit khong guan plain dengan segelas susu, terus biskuitnya direndam kedalam susu. You know what I mean kan. Ya jadilah si Oom Ali ini hihihi...Tapi manis susunya sih kelewatan, manis banget sampai tiga kali suapan saya nyerah. Eneg!


Harga & Pelayanan

Makanan disini harganya butuh merogoh kocek lumayan dalam, sekitar Rp40.000 - 150.000, tapi tenang aja, porsinya orang Arab itu besar-besar, jadi harga segitu bisa buat sharing kok. Sedangkan minumannya dibanderol mulai dari Rp35.000-40.000. Pelayanan disini ramah banget! Pelayannya pun bisa berbahasa Arab lancar car car, apalagi sama customer yang orang Arab asli. Makanannya pun datang nggak sampai 30  menit di meja kami. Anyway, plus-plusnya makan disini sih, kalo buat cewek-cewek yang demen cowok Arab, wajib makan disini, dijamin ngeliat pemandangan bagus ahahaha #bukanblogberbayar #justforfun...


So, ada yang penasaran ketemu unta juga? Atau ada yang pernah nyobain daging unta di tempat lain. Jangan sungkan sharing di blog ini yaa...

Salam dari Al Jazeera...

Al Jazeerah Resto & Cafe

Jalan Raden Saleh no. 58
Cikini, Jakarta Pusat



1 comment

  1. nasi mandi nya emang enak bgt! one of my faves!!

    anyway, please check out my blog at www.thetwotales.com. i think we share the same passion for foods!! :)

    ReplyDelete