Venue
Beberapa hari lalu saya tercengang-cengan mampir ke salah satu mal baru di bilangan Kasablanka. Mal-nya guede banget tapi sepi sampai-sampai area yang isinya restoran pun sepi banget. Saking luasnya tuh area khusus resto, saya dan teman-teman juga bingung mau makan dimana. Akhirnya jatuhlah pilihan pada sebuah resto berkonsep Belanda, Paviljoen Kota. Sempat ngobrol sebentar sama waitress-nya, mereka bilang sih ini buan restoran otentik Belanda, hanya percampuran Indonesia-Belanda, makanannya pun sudah hasil modifikasi semua dan citarasa tentunya rasa lidah orang Indonesia. Yah, padahal saya kepengennya nyobain masakan Belanda beneran hehe...
Paviljoen Kota
Kota Kasablanka Mal FS-U29
Jln. Casablanca Raya Kav. 88
Jakarta Selatan
www.paviljoenkota.com
Beberapa hari lalu saya tercengang-cengan mampir ke salah satu mal baru di bilangan Kasablanka. Mal-nya guede banget tapi sepi sampai-sampai area yang isinya restoran pun sepi banget. Saking luasnya tuh area khusus resto, saya dan teman-teman juga bingung mau makan dimana. Akhirnya jatuhlah pilihan pada sebuah resto berkonsep Belanda, Paviljoen Kota. Sempat ngobrol sebentar sama waitress-nya, mereka bilang sih ini buan restoran otentik Belanda, hanya percampuran Indonesia-Belanda, makanannya pun sudah hasil modifikasi semua dan citarasa tentunya rasa lidah orang Indonesia. Yah, padahal saya kepengennya nyobain masakan Belanda beneran hehe...
That's just an opening. Restoran yang
didominasi warna biru muda ini sekilas memakai nuansa jaman Belanda-Indonesia
tempo dulu. Memiliki dua area, area outdoor didominasi oleh sofa-sofa pendek
dan sofa kayu berukiran a la ukiran tradisional rumah-rumah Jawa jaman dulu. Di
salah satu sudutnya ada sebuha meja panjang yang terbuat dari batang pohon asli
dan sebuah standing clock kuno yang sepintas mirip jam Big Ben versi imut-imut
hehe..Sementara area indoornya sedikit redup dan terkesan homey dengan set-set
meja makan ala Belanda dengan perabotan jaman dulu seperti tempat lilin a la
rumah bangsawan jaman dulu, setrikaan arang, sampai gramophono jaman baheula
pun ada. Oh plus satu peta Belanda yang unik banget di dinding dan gerobak
besar di bagian depan resto. Unik!
Menu & Makanan
Soal makanan, saya menemukan nama-nama Belanda
dalam menunya namun semuanya hanya makanan western yang diterjemahkan ke bahasa
Belanda sepertinya. Menu-menu pembuka ala Belanda seperti Bitterballen,
Poffertjes, Kroket, Risoles semua lengkap disini. Untuk main coursenya mereka
punya masakan Indonesia dan Western yang rata-rata berbahan dasar daging dan
ikan. Dessertnya tidka terlalu banyak namun ada nama Es Cendol di salah satu
menunya. Benar-benar perpaduan Indonesia-Belanda sekali!
Saya sendiri bingung memutuskan karena bahasa
Belandanya sebenarnya bikin bingung, akhirnya setelah menilik lebih dalam
terjemahan bahasa Inggrisnya, saya dan
teman-teman memutuskan mencicipi beberapa makanan berikut
ini:
Sebagai pembuka, saya menyegarkan tenggorokan
dengan segelas Iced Longan Tea
(20K). Longan never goes wrong kalo jadi pelengkap minuman
kayak gini. It's refreshing, kadar manisnya juga bisa sesuka hati karena gula
cairnya dipisah.
Teh Rempah (20K) juga
cukup menyegarkan meski after taste-nya agak sedikit pahit dan kesat
ditenggorokan. Suka banget saya teko kacanya. Pengen saya bawa pulang aja hihihi….
Sementara, Lemon
Squash (35K) sedikit bitter dan bikin bergidik tapi ngasih after taste yang
menyegarkan di tenggorokan. Nothing special sih sisanya, seperti tipikal lemon
squash pada umumnya.
Selanjutnya, kami
langsung masuk ke main course, karena semuanya sudah kelaparan berat hehehe…
Gegrilde Salmon
(Salmon Steak with Butter Lime Sauce) – 150K. It’s a super perfect opening main
course for me. Salmon bakarnya di bakar well-done sehingga dagingnya
benar-benar matang namun tetap lembut, chewy, dan fresh apalagi ditambah saus
lemon yang terasa segar dan tidak terlalu asam.
Boeuf Storaganoff Met
Boter Rijst Beef Storaganoff served with butter rice) – 55K, second menu ini
juga lumayan menurut saya. Dagingnya empuk plus creamy sauce-nya itu lho aduuh
kayak makan saus teriyaki dicampur cream mungkin yah. Kental, manis dan gurih.
It’s well done buat saya! Lebih nendang lagi itu Butter Rice-nya, wangi
menteganya super harum! Sampai-sampai saya ngabisin nasinya dulu, baru
dagingnya hehehe…
Chicken Cordon Bleu –
65K buat saya seperti pada umumnya saja sih, hanya saja potongannya disini
kecil-kecil dan bulat. Keju di dalamnya juga tidak terlalu melted. At least
kulit bagian luar daging ayamnya cukup crunchy. Semua menu di atas rata-rata
disajikan dengan kentang goreng dan potongan wortel. Lobak dan brokoli.
Untuk penutupnya,
Bitterballen (30K) menjadi pelengkap yang manis buat dinner kami. Tekstur adonannya
cukup garing dan ubinya juga lembut dan manisnya pas. Yang enak itu adalah
sausnya, makan ubi manis seperti ini tapi dicocol dengan mayonnaise yang gurih
dan asam manis itu perfect closing for me!
Untuk masalah harga,
seperti umumnya resto di mal kelas menengah, harganya pun masih masuk akal.
Untuk appetizer dibanderol dari harga Rp25.000 – 30.000, main course mulai dari Rp 40.000 – 150.000,
sedangkan dessertnya mulai dari Rp20.000 – 30.000. All beverages dibanderol
mulai dari Rp18.500-35.000.
Pelayanannya cukup
ramah dan makanannya pun datangnya cukup cepat sekitar 20 menit, mungkin karena
sedang sepi ya. Overall, saya menikmati makan di Paviljoen Kota, selain
tempatnya yang sepi dan nyaman, makanannya juga membahagiakan perut saya. Oiya
all food and beverages are suvjet to 7% service dan 10% government tax. Ah will
look forward for another Holland authentic food later! Ciao!
Paviljoen Kota
Kota Kasablanka Mal FS-U29
Jln. Casablanca Raya Kav. 88
Jakarta Selatan
www.paviljoenkota.com
Hampir mirip Indischetafel yang di Bandung, ya....
ReplyDelete