Urban Kitchen Food Court, A New Concept in Jakarta 'Tempo Dulu' Ambience

 

Mengusung konsep boutique food court, Urban Concept Indonesia akhirnya meluncurkan Urban Kitchen Food Court yang merupakan inovasi terbaru dari Urban Kitchen yang pernah ada. Terletak di Level 5, Plaza Indonesia, Urban Kitchen versi baru ini tidak lagi menggunakan sistem pay by card dimana pengunjung harus membeli kartu yang berisi nominal uang yang bisa dipakai untuk membeli makanan. Kini untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan dari pasar akan sebuah food court yang berkualitas dan tentunya simpel dalam segi pembayaran, Urban Kitchen melepas sistem pay by card tersebut dan mengizinkan pengunjung untuk membayar cash langsung kepada setiap tenant tempat mereka berbelanja makanan. Dengan tambahan beberapa tenant baru, Urban Kitchen kini memiliki 25 tenants yang terdiri dari beragam makanan, mulai dari Indonesia, Cina, Internasional sampai ke menu baru yaitu berupa aneka jajanan tempo dulu seperti kue rangi, kue cubit, kue lekker, dll. Apalagi dengan kehadiran Anomali Coffee yang semakin melengkapi daftar menu minuman dan juice yang dapat memuaskan rasa dahaga pelanggan.




Dilengkapi dengan 750 tempat duduk dan akses internet wifi berkecepatan tinggi, Urban Kitchen Food Court ini melapisi bagian dalamnya dengan suasana Jakarta kota tua yang membuat food court ini semakin nyaman dinikmati pada saat makan siang, malam ataupun pada event-event tertentu. Satu hal yang saya lihat unik banget adalah hiasan gantung di langit-langitnya terbuat dari sangkar burung dan beberapa bentuk seperti kerucut dan pot berwarna cokelat tanah plus tali tambang ukuran sedang yang digantung meliuk-liuk. Fantastic! 





Anomali Coffee-nya sendiri memiliki konsep seperti warehouse dengan dinding-dinding berbatu-bata dengan lapisan semen yang masih asli tanpa cat sedikitpun, atap yang tinggi seperti hangar pesawat dan dominasi warna cokelat dan merah pada furniturnya, menjadikan tempat ngopi ini mirip seperti gudang di rumah kita sendiri namun berkonsep rapi yang semakin nyaman untuk ditinggali berlama-lama.







Terdiri dari tenant-tenant mulai dari kelas bawah sampai kelas atas seperti Sushi Monster, Ramen 38, Mee Restu, Iga Penyet Shinta, Sup Sip Thai, Pondok Ayam Bakar, Duta Bakwan Malang, Jun Njan, Sate Kambing Rendi, Imperial Duck, Kwetiaw Sapi Pontianak 88, Nasi Campur Putri Kenanga, Bebek Goreng Yogi, Raffels, Koi Teppannyaki, Taiwanese Beef Noodle, Nasi Goreng Buntut Joglo, Hongkong Street, dll, Urban Kitchen berusaha memberikan makanan ‘fresh from the oven’ dengan harga terjangkau namun tetap mempertahankan cita rasa asli dan kualitas makanan. Tidak salah jika food court ini dapat menjadi pilihan untuk dinikmati bersama kolega dan keluarga. 

Nikmati petualangan kuliner dunia hanya dengan melangkahkan kakimu ke Urban Kitchen Food Court. Rasakan sensasi makan dengan sentuhan Jakarta tempo dulu yang dilengkapi dengan lantunan musik easy listening dan indahnya pemandangan Jalan Thamrin di malam hari dari jendela-jendela besar yang terpasang di beberapa sudutnya. Perut kenyang, hatipun senang.


Beberapa menu tenant yang saya coba di sini:
Nasi Goreng Iga by Iga Penyet Shinta ini iganya supeer empuk dan bumbunya meresap sampai ke dalam. Nasi gorengnya juga enak tapi pedesnya ga naaahhaan booo...cabe rawitny banyak banget bikin mulut kipas-kipas hehehe....

Chicken Chasiu Ramen by Ramen 38 Sanpachi. Rasa kuahnya gurih banget euy, daging ayamnya juga dipotong tipis dan lunak banget malah saya pikir ini sudah nggak seperti daging ayam lagi saking empuknya. Mie ramennya teksturnya keriting, cukup lembut dan kenyal. Hanya saja karena terlalu lama dipajang buat foto-foto, mienya jadi melar banget dan agak alot dimakannya. 


Bakwan Campur by Duta Bakwan Malang. Seporsi bakwan campur ini isinya macam-macam ada tahu goreng, pangsit rebus, batagor, bakwan, dengan sawi hijau yang segar. Namun sayangya kuahnya asin banget!



Chicken by Raffels



Beef Teppanyaki by Koi Teppan. Hmmm nyobain ini langsung teringat sama rasa teppanyaki di salah satu resto Jepang terkenal juga. Mirip banget dehBumbu teppanyakinya manis dan sedikit pedas oleh pekatnya merica. . Jadi nggak spesial rasanya. Yang ngebedain sih paling porsinya aja ya. Togenya ga kira-kira hehehe...


Bebek Sambal Merah dan Sambal Ijo by Bebek Goreng Yogi. Mantep banget rasa bebeknya. Dagingnya empuk, bumbunya meresap ke dalam cuma gak seidkit asin sih dagingnya tapi tetep gurih-gurih manis gitu. Cuma sambalnya nggak pedes deh yang merah. Kalo sambal ijonya wuuaahh lumayan pedes heehhe. Asinan mangganya tuh yang enak banget. semriwing-semriwing seger pas masuk mulut, asem manis dan enak banget dimakan pakai nasi. Cobain deh! satu hal yang bikin saya lama-lama males ngabisin makanan ini adalah penyajian makanannya yang menggunakan baki stainless yang biasa dipake untuk ngasi makan pasien di rumah sakit atau penjara. Euwhh...ini sih bukan unik tapi malah bikin orang nginget-nginget keadaan orang sakit, lagian jadi makan tempat juga secara nampannya gede banget, padahal kalau pake piring besarpun, seporsi bebek dan lauknya ini masih muat kok. 



Gado-gado by Gado Gado Java



 Noodle by Taiwanese Beef Noodle



Some snacks dari gerai makanan tempo dulu:

Kue Cubit

Kue Rangi


Urban Kitchen Food Court

Plaza Indonesia Level 5
Jl. MH. Thamrin
Jakarta

No comments